Aseon7

Selamat datang di blog sederhana ku...


KODE PPC ANDA

A. Umum
Pendidikan seksual adalah suatu informasi mengenai persoalan seksualitas manusia yang jelas dan benar, yang meliputi proses terjadinya pembuahan, kehamilan sampai kelahiran, tingkah laku seksual, hubungan seksual, dan aspek-aspek kesehatan, kejiwaan dan kemasyarakatan. Masalah pendidikan seksual yang diberikan sepatutnya berkaitan dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat, apa yang dilarang, apa yang dilazimkan dan bagaimana melakukannya tanpa melanggar aturan-aturan yang berlaku di masyarakat.
Sebenarnya pendidikan seksual bermaksud memberikan pengetahuan dan pandangan yang seluas-luasnya dari berbagai sudut pandang serta memberikan informasi yang benar dan factual kepada remaja mengenai seksualitas, sehingga remaja memiliki pengetahuan tentang seksualitas secara lengkap. Remaja diajak berdiskusi mengenai pilihan-pilihan prilaku berdasarkan pengetahuan yang dapat mengenal prilaku tersebut, resikonya nilai agama yang dianut, nilai keluarga dan lain-lain, sehingga keputusan yang diambil remaja lebih karena pemikiran yang mantap, matang dan bukan karena keharusan ataupun terkanan.
Dunia remaja adalah dunia yang penuh dengan perubahan berbagai aktifitas menjadi bagian dari perjalanan usianya yang terus bertambah, karena remaja yang sedang mengalami masa puberitas mempunyai dorongan atau keinginan yang kuat tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuhnya dan mulai timbul rasa ketertarikan dengan lawan jenisnya.
Periode remaja sebagai periode sturm and drang, yaitu periode peralihan masa anak-anak menuju masa dewasa yang penuh gejolak. Kematangan remaja dapat dilihat dari kematangan fisik, mental, emosi, dan sosial. Masa tersebut dibagi dalam tiga tahap; remaja awal (10-12 tahun), remaja tengah (13-15 tahun) dan remaja akhir (16-19 tahun).
Arus informasi melalui media cetak elektronik mempercepat terjadinya perubahan pada diri remaja karena remaja mudah terpengaruh oleh informasi, baik yang negative maupun yang positif, pada masa remaja informasi, tentang masalah tidak mencari info dari orang lain atau dari sumber-sumber yang tidak jelas atau bahkan keliru sama sekali. Pemberian informasi masalah seksual yang aktif, karena berkaitan dengan dorongan seksual yang dipengaruhi hormone dan sering tidak memiliki informasi yang cukup melalui aktivitas seksual mereka sendiri, tentu saja hal tersebut berbahaya bagi perkembangan jiwa remaja bila tidak memiliki pengetahuan dan informasi yang tepat mengenai seksualitas.
Perilaku negatif remaja terutama hubungannya dengan penyimpangan seksual, pada dasarnya bukan murni tindakan dari diri mereka saja, melainkan ada faktor pendukung diantaranya: kualitas diri remaja itu sendiri, kualitas lingkungan keluarga yang tidak mendukung anak itu berperilaku baik, kualitas lingkungan yang tidak sehat dan minimnya kualitas informasi yang masuk pada remaja.
Survei Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) terhadap 2.800 remaja usia 15-24 tahun di enam kota di Jawa Barat pada tahun 2002 menunjukkan angka menyedihkan, sebanyak 39,65% mereka pernah berhubungan seks sebelum.
Menurut Dr. Boyke Dian Nugraha, mengungkapkan dari tahun ke tahun data remaja yang melakukan hubungan seks bebas semakin meningkat dari sekitar 5% pada tahun 1980-an menjadi 20% pada tahun 2000, angka tersebut didapatkan dari penelitian beberapa kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Palu, dan Banjarmasin, kelompok remaja yang masuk ke dalam penelitian tersebut rata-rata berusia 16-21 tahun dan umumnya masih bersekolah di tingkat SLTA (http://www.bkkbn.go.id/ceria)
1.Remaja dan Perkembangannya.
Remaja adalah seorang yang berusia dua belas sampai dua puluh empat tahun (WHO). Freud menggambarkan usia remaja sebagai usia yang penuh badai dan tekanan suatu tahapan ketika sifat-sifat manusia yang baik dan yang buruk tampil secara bersamaan.
Menurut Depkes RI (2001) remaja berdasarkan ciri perkembangannya dapat dibagi menjadi 3 tahapan, yaitu:
a. Masa remaja awal (10-12 tahun)
Dalam tahap ini remaja ingin menjalin hubungan lebih dekat dengan teman sebaya dan ingin bebas. Remaja lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai berpikir abstrak.
b. Masa remaja tengah
Pada tahap ini remaja mulai mencari identitas diri, adanya keinginan untuk kencan, mempunyai rasa cinta yang mendalam, mengembangkan kemampuan berpikir abstrak dan berkhayal tentang aktivitas seks.
c. Masa remaja akhir (16-19)
Pada tahap ini remaja sudah mulai matang dimana ia sudah mencoba untuk mengungkapkan kebebasan dirinya lebih selektif dalam memilih teman sebaya, mempunyai citra terhadap dirinya dapat mewujudkan rasa cinta serta mampu berfikir abstrak (Depkes RI, 2001 : 32)
2. Perkembangan seksualitas remaja.
Seksualitas adalah semua karakteristik sikap dan perilaku yang menyebabkan seseorang menjadi laki-laki atau perempuan. Pada masa remaja banyak perubahan yang terjadi, baik dari segi fisik maupun mentalnya, tapi proses perubahan kejiwaan berlangsung lebih lambat dari fisik. Perubahan yang cukup besar ini dapat membingungkan remaja yang mengalaminya, karena itu mereka memerlukan pengertian, bimbingan, dan dukungan lingkungan sekitarnya agar tumbuh dan berkembang menjadi manusia dewasa yang sehat dan bertanggung jawab (Depkes RI, 2001 : 32)
Adapun yang terjadi pada masa ini adalah:
a. Cenderung ingin bebas, ingin mencoba-coba tapi kurang disertai perimbangan yang mendalam.
b. Lebih suka berkelompok dengan teman sebaya dan sering terpengaruh untuk pergaulan.
c. Remaja belum mandiri sebab secara ekonomi dan social masih tergantung kepada orang tua.
d. Perkembangan alat reproduksi semakin matang, sehingga menimbulkan dorongan atau hasrat seksual.
e. Ketidak mampuan menata dorongan seksual menghadapi remaja pada kondisi dan situasi yang krisis dan rawan sebab dorongan seksual yang tidaj bisa dikendalikan akan merugikan masa depan remaja.
f. Seks pranikah merupakan salah satu masalah yang bisa mengancam remaja.
Selain itu pertumbuhan fisik juga terjadi, ditandai dengan munculnya tanda-tanda sebagai berikut:
a. tanda seks primer yang berhubungan langsung dengan organ seks, yaitu:
1) terjadi haid pada remaja putrid (menarche)
2) terjadi mimpi basah pada remaja putra
3) tanda seks sekunder, yaitu:
a) Pada remaja laki-laki terjadi perubahan suara, timbulnya jakun, penis dan buah zakar bertambah besar, terjadinya ereksi dan ejakulasi, dada lebih lebar, badan berotot, timbulnya kumis, jambang dan rambut di sekitar kemaluan dan ketiak.
b) Pada remaja putrid terjadi pinggul melebar, pertumbuhan rahim dan vagina, payudara membesar, timbulnya rambut di ketiak dan sekitar kemaluan (pubis) suara lembut dan kulit menjadi halus.

B. PENDIDIKAN SEKS
1. Pengertian
Pendidikan seks adalah suatu informasi mengenai persoalan seksualitas manusia yang jelas dan benar meliputi proses terjadinya pembuahan, kehamilan, sampai kelahiran, tingkah laku seksual, hubungan seksual, aspek-aspek kesehatan, kejiwaan dan kemasyarakatan.
Pendidikan seks menurut kamus bahasa Indonesia adalah kata seks mempunyai arti jenis kelamin ini memberikan kita pengetahuan tentang suatu sifat ciri yang membedakan laki-laki dan perempuan sedangkan seksualitas berarti yang ada hubungannya dengan seks.
Dari uraian di atas, sebenarnya pendidikan seksual bermaksud memberi pengetahuan dan pandangan yang seluas-luasnya dari berbagai sudut pandang serta memberi informasi yang benar dan factual kepada remaja mengenai seksualitas sehingga remaja memiliki pengetahuan tentang seksualitas secara lengkap.
2. Tujuan Pendidikan Seks
Tujuan pendidikan seks bukan bertujuan untuk menimbulkan rasa ingin tahu dan ingin mencoba hubungan seksual antar remaja tahu tentang seksualitas dan akibat-akibatnya bila dilakukan tanpa mematuhi aturan hukum, agama dan adat istiadat serta kesiapan mental dan materi seseorang.
Tujuan pendidikan seks adalah:
a. Usaha untuk mempersiapkan dan penghantar remaja kea rah kematangan psikologi agar nantinya mampu membentuk keluarga yang bahagia.
b. Memberi petunjuk yang bermanfaat mengenai tanggung jawab masing-masing dalam hubungan lawan jenis.
3. Golongan umur dalam pemberian pendidikan seks sesuai dengan tingkatan perkembangan dan usia anak.
a. Anak usia 2-5 tahun
1) Persamaan secara anatomis jenis kelamin dan perbedaan “mengapa anak laki-laki punya penis, anak perempuan tidak?”
2) Nama bagian-bagian tertentu termasuk alat kelamin secara alamiah, nama special yang dipakai di masyarakat keluarga dan istilah digunakan di lingkungan teman sebaya.
3) Diskusi dengan anak tentang dorongan kepuasan dari sentuhan pada alat kelamin.
b. Anak usia 5-6 tahun
1) Informasi yang diambil dari sumber yang negative (seperti dari TV, Berita, dll) dapat diantisipasi saat bercakap-cakap.
2) Kosakata tentang definisi yang akurat untuk istilah yang didengar dan interprestasi orang tua
c. Anak usia 7-12 tahun
1) Perkembangan pribadi, perubahan tubuh dan emosi yang baru
2) Informasi tentang perkembangan lawan jenisnya
3) Waktu harus berelasi dengan perkembangan individual sehat payudara gadis mulai tumbuh meski usianya baru 7-8 tahun, tetapi dia sebaiknya tetap mendapat informasi tentang menstruasi.
d. Anak usia 12 tahun ke atas
1) seks sebelum nikah saat siap untuk “date” (kencan)
2) Kontrasepsi
3) Penyakit kelamin
4) Seks dan hubungannya (Relation Ship)
5) Homo seksualitas
4. Akibat hubungan seks pra nikah
Resiko yang terjadi jika seorang individu melakukan hubungan seksual sebelum pernikahan antara lain kehamilan yang tidak diinginkan, resiko terkena penyakit kelamin dan HIV/AIDS. Infeksi reproduksi, gangguan fungsi seksual dan menimbulkan stress/tekanan pada remaja.

C. PERILAKU SEKSUAL
1. Perilaku seksual yang sehat
Perilaku seksual yang sehat dan bertanggung jawab merupakan tujuan dari perkembangan seksualitas remaja, pengertian seksualitas yang sehat adalah:
a. Kehidupan seksual ini dapat dinikmati karena mereka sudah tahu aspek positif dan negatifnya, sehingga mereka melakukannya setelah benar-benar mempertimbangkannya secara matang, jika mereka melakukan merekapun akan bertanggung jawab terhadap akibat yang terjadi.
b. Bebas dari kemungkinan terkena penyakit, bukan hanya penyakit seksual saja tetapi segala penyakit yang dapat mengenal organ reproduksinya.
c. Bebas dari ketakutan yang tidak perlu, hal ini tidak akan terjadi jika mereka mengetahui proses reproduksi secara benar dan dapat membedakan mana yang berdasarkan fakta ilmu pengetahuan.
d. Mereka memahami tata nilai social dan budaya mengenai seksualitas, sehingga mereka akan berperilaku seksual dengan tata nilai tersebut.
2. Prilaku seksual remaja yang menyimpang
Prilaku seksual adalah segala tingkah laku yang didorong oleh seksual, baik dengan lawan jenis maupun sesama jenis. Bentuk-bentuk tingkah laku ini dapat beraneka ragam mulai dari perasaan tertarik sehingga tingkah laku berkencan, bercumbu, dan bersenggama. Objek seksual dapat berupa orang, baik sejenis maupun lawan jenis, orang dalam khayalan atau diri sendiri. Sebagian tingkah laku ini memang memiliki dampak, terutama bila tidak menimbulkan dampak fisik bagi orang yang bersangkutan atau lingkungan social. Tetapi sebagian prilaku seksual (yang dilakukan sebelumnya). Justru dapat memiliki dampak psikologis yang serius, seperti rasa bersalah, depresi, marah.
Berikut ini adalah pengertian dari aktifitas seksual serta dampaknya yang terjadi.
a. Berfantasi
Adalah prilaku yang membayangkan atau mengimajinasikan aktifitas seksual yang bertujuan untuk menimbulkan perasaan erotisme. Dampaknya:
1) Aktifitas seksual ini bisa aktifitas yang bisa berlanjut ke kegiatan lain seperti masturbasi, berciuman dan aktifitas lainnya.
2) Jika dibiarkan terlalu lama, maka kegiatan reproduksi menjadi teralih kepada kegiatan memanjakan diri.
b. Ciuman
Adalah aktifitas seksual yang berupa sentuhan bibir dengan bibir. Dampaknya:
1) Jantung jadi berdebar-debar
2) Dapat menimbulkan snsai seksual yang kuat yang membangkitkan dorongan seksual yang tidak terkendali
3) Tertular virus atau bakteri dari lawan jenis
4) Ketagihan (perasaan ingin mengulang perbuatan itu terus menerus)
c. Masturbasi
Adalah prilaku merangsang organ kelamin untuk mendapatkan kepuasan seksual. Dampaknya:
1) Infeksi terutama jika menggunakan alat –alat yang membahayakan seperti benda tajam, benda yang tidak steril.
2) Energi fisik dan psikis terkuras, biasanya orang menjadi mudah lelah, sulit berkonsentrasi
3) Dapat merobek selaput dara
4) Perasaan bersalah dan berdosa
5) Bisa lecet bila dilakukan dengan frekuensi tinggi
6) Mengalami ejakulasi dini pada saat nanti berhubungan intim
7) Menimbulkan ketagihan
d. Petting
Adalah keseluruhan aktifitas seksual non intercourse hingga menempelkan alat kelamin. Dampaknya:
1) Menimbulkan ketagihan
2) Hamil karena cairan pertama yang keluar pada saat terangsang laki-laki yang mengandung sperma.
3) Terkena PMS/AIDS
4) Bisa berlanjut ke Intercourse
5) Sanksi moral agama hingga menimbulkan perasaan cemas dan bersalah
6) Bisa menyebabkan robeknya selaput dara.
e. Intercourse
Adalah aktifitas seksual dengan memasukkan alat kelamin laki-laki ke alat kelamin wanita. Dampaknya:
1) Perasaan bersalah dan berdosa terutama saat melakukan pertama kali
2) Ketagihan
3) Hamil diluar nikah
4) Terkena PMS/AIDS
5) Infeksi saluran reproduksi
6) Gangguan fungsi seksual, sanksi moral, agama dan social.
7) Terpaksa menikah, aborsi, kematian dan kemandulan.

download file pdf nya di sini

KODE PPC ANDA

Digg Technorati del.icio.us Stumbleupon Reddit Blinklist Furl Spurl Yahoo Simpy

Related Posts by Categories



Widget by Hoctro | Jack Book

0 komentar

Posting Komentar

Langganan: Posting Komentar (Atom)